Cerita Rakyat Tebo : Sejarah Tari Putri Teluk Kembang




Tari Putri Teluk Kembang ini adalah tari yang mana diambil dari tata cara kehidupan dan adat istiadat masyarakat Desa Jambu,Kec. Tebo Ulu, Kab. Tebo. Tari ini diciptakan berdasarkan cerita nenek moyang dahulu, yakni menggambarkan tata cara kehidupan dan adat istiadat masyarakat pada masa dahulu di desa Jambu. Oleh karena itu, diciptakanlah sebuah Tari Putri Teluk Kembang yang mana nama ini diambil dari sebuah dusun di Desa Jambu dan gerakannya menirukan bagaimana tata cara kehidupan dan adat istiadat dan pelaku penarinya pun harus putri,tidak boleh putra, agar tidak merusak makna dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya

Tari Putri Teluk Kembang ini di ciptakan oleh datuk Yahya Nawawi dan Datuk Ali Arifin pada tahun 1965. Tari Putri Teluk Kembang ini menirukan gerak orang berperahu (Sampan), bergotong royong dan adat istiadat desa Jambu. Kemudian aktifitas-aktifitas masyarakat ini dijadikan sebuah tari yang dinamakan Tari Putri Teluk Kembang, yang nanti bisa di pergunakan oleh masyarakat Tebo Ulu, khususnya desa Jambu untuk mengisi acara-acara pernikahan dan menyambut para pemimpin ataupun acara-acara besar yang diselenggarakan oleh Kabupaten Tebo.

Tari Putri Teluk Kembang ini merupakan warisan budaya turun temurun yang memiliki nilai-nilai dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, seperti: rasa kebersamaan, rasa kesatuan dan persatuan, serta rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesamanya. Hal ini bisa dilihat dari bukti-bukti yang masih di pergunakan oleh masyarakat seperti sampan (perahu) dan semangat kegotong royongan yang tinggi dari masyarakat Desa Jambu Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo. Tari Putri Teluk Kembang di Desa Jambu Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo mengalami perkembangan yang sangat pesat pada tahun 1985-an. Hal ini terdapat disetiap pertunjukan yang menampilkan tari kreasi tersebut. Seperti pada acara penyambutan, hari besar, acara pernikahan dan lain-lain. Namun, ada sebagian masyarakat yang kurang menerima perkembangan Tari Putri Teluk Kembang pada 54 tahun 1985 ini, disebabkan karena perkembangan Tari Putri Teluk Kembang ini kurang sesuai dengan syari’ah Islam.

Menurut masyarakat di desa Jambu tari Putri Teluk Kembang ini gerak yang digunakannya mengurangi etika karena sudah melanggar aturan-aturan dari gerak Melayu, misalnya; penari wanita mengayunkan tangan setinggi kepala, sementara gerak dari Melayu sesungguhnya tidak boleh mengangkat tangan lebih dari bahu. Lalu, busana yang digunakan pas dengan bentuk badan/tubuh, sementara didalam ajaran agama Islam tidak diperbolehkan untuk menggunaan busana yang menunjukkan bentuk tubuh, dan tanggapan itu sudah di pertimbangkan sehingga tari dilaksanakan sesuai adanya Tari Putri Teluk Kembang yang di anjurkan, hanya saja ada sedikit perombakan yang tidak begitu tampak untuk mengimbangi perkembangan zaman. 

Makna dan Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tari Putri Teluk Kembang

Terciptanya sebuah tari tradisional itu mengandung nilai-nilai yang positif, seperti Tari Putri Teluk Kembang yang memiliki makna dan nilai-nilai yang sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Tari Putri Teluk Kembang mengandung makna pengetahuan dan pendidikan terutama bagi anak-anak, karena tari ini menggambarkan semangat gotong royong yang tinggi serta adat istiadat yang berlaku di daerah ini. 

Ada makna dan nilai-nilai yang terkandung didalam nya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa bentuk gerakan tari yang ada dalam tari Putri Teluk Kembang, antara lain: 

1. Salam Pembuka Pada saat dimulainya tari didahului dengan melakukan gerakan salam pembuka, dengan cara mengatupkan kedua belah telapak tangan di dada sebagai tanda persembahan Tari Putri Teluk Kembang ditampilkan dengan cara yang hormat kepada hadirin yang menyaksikan. 

2. Gerak Bekayuh (Dayung) Maksudnya adalah menggambarkan alat transportasi pada zaman dahulu di Desa Jambu Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo. 56 (c). Gerak Tungku Tigo Makna yang terkandung didalam gerakan ini adalah menggambarkan adat istiadat yang mana adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah. 

3. Gerak Nyuruh (Merintah) Makna yang tergantung dalam gerakan ini adalah bagaimana seseorang diperintah untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa orang yang memberi pesan tadi memerlukan bantuan. 

4. Melaporkan Hasil Nyuruh (Persatuan) Maksudnya adalah bahwa semua orang yang disampaikan pesan tadi membawa bantuan kepada orang yang memberi pesan dengan maksud membantu orang yang menitipkan pesan (yang memerlukan bantuan). 

5. Duduk Sisimpuh (Penutup) Gerakan ini langsung dari awal dengan gerakan merunduk salam, yaitu duduk berpasangan ditempat dan satu orang di depan, dengan menumpukkan tangan di lutut kaki kiri ke lantai dan menduduki tumit kaki kiri ke lantai dan menduduki tumit kaki kanan bagi penari sebelah kanan,serta yang di depan menutup tangan ke lantai kemudian di akhiri dengan tahtim/merunduk, maksud gerakan ini adalah gerakan penutup dari Tari Putri Teluk Kembang.

 Pengaruh Budaya Islam Dalam Tari Putri Teluk Kembang 

Dari segi pakaian Tari Putri Teluk Kembang juga lebih sopan dan menutup aurat. Pakaian yang di gunakan itu sangat longgar agar tidak memperlihat kan bentuk-bentuk tubuh, artinya pakaian ini dimaksudkan agar kelihatan sopan dan bukan untuk mengumbar aurat di hadapan orang yang ramai menyaksikan. Dengan demikian Tari Putri Teluk Kembang mengikuti nilai nilai Islam dan kesopanan yang sesuai syari’at Islam, dan tak hanya itu, Tari Putri Teluk Kembang juga diiringi oleh musik serta syair yang bernuansa Islam, seperti Rabana dan Kulintang sebagai alat music yang menjadi ciri khas Islam.Tari Putri Teluk Kembang juga gerakannya benar-benar harus dijaga agar tak keluar dari ajaran yang telah di anjurkan agama Islam, gerakannya harus santun dan menjaga prilaku maupun etika.

Pengaruh budaya keislaman dalam tarian Putri Teluk Kembang ini bisa di kategorikan menjadi beberapa hal, 

1. Aspek Busana: para penari di haruskan menggunakan pakaian sesuai syariat Islam (yang tidak memperlihatkan aurat ataupun bentuk tubuh). 

2. .Aspek Musik: yang mengiringi tari ini pun juga bernuansa Islam seperti krinok (penyampaian pesan yang baik), dan alat yang di gunakan seperti: Rabana, Gong dan Kulintang yang sudah menjadi ciri khas alat music Islam. 

3. Aspek Gerak: tari ini juga geraknya tidak boleh mempertontonkan aurat melainkan gerak tari yang sesuai dengan syariat agama Islam, tarian ini hanya boleh dilakukan oleh wanita dan tidak boleh dilakukan oleh pria karena takut menimbulkan hal-hal yang merusak perilaku.

Dari penjelasan beberapa kategori itu maka sudah tampak bahwa tari Putri Teluk Kembang di Desa Jambu Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo memang ada pengaruh Islam didalamnya dan jika adapun perubahan maka tak akan merubah semua yang ada didalamnya. 

Kesimpulan

Tari Putri Teluk Kembang ini merupakan keberagaman kesenian yang perlu dipelihara dan dipertahankan perkembangannya. Tari Putri Teluk Kembang merupakan sebuah tari yang menggambarkan bagaimana tatanan kehidupan serta adat istiadat masyarakat Desa Jambu Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo.

Tari Putri Teluk Kembang merupakan kesenian tari masyarakat Desa Jambu Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo yang dipakai sebagai media untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan tempat untuk melakukan proses interaksi simbolik antara pemain dan penonton, yang ditunjukkan dengan segala perlengkapan pentas, bentuk penyajian, dan makna simbolik yang terkandung didalamnya. 

Tari Putri Teluk Kembang bukan sekedar tari penghibur tetapi tari yang mana didalam gerakan nya memiliki makna dan nilai-nilai. Tari ini pun sudah menjadi tari yang turun temurun diwariskan bagi masyarakat Desa Jambu Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo

Komentar

  1. Bang di mana dapat sumber tentang tari Putri Teluk Kembang ini bang? Kami perlu untuk pengajuan warisan budaya tak beda

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer